Langit masih gelap, matahari masih siap-siap gosok gigi. Ayam jantan piaraan Bang Udin pun baru satu ekor yang berkokok, yang lainnya? Udah disembelih.
"kring-kring.... kring-kring...." bel sepeda nyaring bunyinya.
Seorang remaja tanggung dengan tampang lugu namun penuh semangat terlihat tengah menggenjot sepedanya. 15 tahun yang lalu Emaknya memberikan nama Joko, sesuai golongan kelaminnya saat itu. Ditemani embun-embun yang satu persatu menetes dari ujung daun-daun, tempat bersemayamnya semalam. Tumpukan koran terlihat di bangku belakang, yang seharusnya dipakai sebagai bangku penumpang, disusun sedemikian rupa agar mudah nantinya dibagikan ke pelanggan.
Tiga kilometer sudah dia menggenjot sepedanya, sambil sesekali berhenti untuk membagikan koran ke pelanggannya. Tepat di kilometer 3 lebih 127,43 meter, dia berhenti. Matanya menatap sosok bapak yang sudah berumur tengah tergeletak lemas di bawah pohon beringin.
Narulinya sebagai remaja yang peduli mulai berperan aktif, mendorongnya untuk membantu makhluk yang tampak ga berdaya itu. Joko turun dari sepedanya, menghampiri bapak itu, kemudian mencoba membangunkannya. Terlihat memar bekas pukulan benda tumpul di pelipis kirinya.
"Bapak, bapak kenapa Pak?"
"Bapak habis dirampok Nak, semalam Bapak dirampok orang. Semua yang Bapak bawa sudah habis, mobil, uang, dan surat berharga." jawab sang Bapak dengan lemah.
"Bapak sudah tidak kuat lagi Nak, mungkin Bapak sebentar lagi mati. Mulai saat ini perusahaan Bapak serahkan ke kamu. Anak Bapak yang bernama Siti juga Bapak nikahkan ke kamu. Ini alamat rumah Bapak."jawabnya tertatih-tatih, sambil menyerahkan kartu nama. Setelah itu, dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.
Mulai saat itu, nasib Joko sang remaja loper koran berubah drastis. Dia ga lagi mengantarkan koran setiap pagi, akan tetapi setiap hari dia duduk di ruangan berAC dengan title pemilik perusahaan ternama. Dia selalu ditemani Siti, istrinya yang cantik. Merekapun hidup bahagia selamanya, tanpa kurang suatu apapun.
Tiga kilometer sudah dia menggenjot sepedanya, sambil sesekali berhenti untuk membagikan koran ke pelanggannya. Tepat di kilometer 3 lebih 127,43 meter, dia berhenti. Matanya menatap sosok bapak yang sudah berumur tengah tergeletak lemas di bawah pohon beringin.
Narulinya sebagai remaja yang peduli mulai berperan aktif, mendorongnya untuk membantu makhluk yang tampak ga berdaya itu. Joko turun dari sepedanya, menghampiri bapak itu, kemudian mencoba membangunkannya. Terlihat memar bekas pukulan benda tumpul di pelipis kirinya.
"Bapak, bapak kenapa Pak?"
"Bapak habis dirampok Nak, semalam Bapak dirampok orang. Semua yang Bapak bawa sudah habis, mobil, uang, dan surat berharga." jawab sang Bapak dengan lemah.
"Bapak sudah tidak kuat lagi Nak, mungkin Bapak sebentar lagi mati. Mulai saat ini perusahaan Bapak serahkan ke kamu. Anak Bapak yang bernama Siti juga Bapak nikahkan ke kamu. Ini alamat rumah Bapak."jawabnya tertatih-tatih, sambil menyerahkan kartu nama. Setelah itu, dia menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang.
Mulai saat itu, nasib Joko sang remaja loper koran berubah drastis. Dia ga lagi mengantarkan koran setiap pagi, akan tetapi setiap hari dia duduk di ruangan berAC dengan title pemilik perusahaan ternama. Dia selalu ditemani Siti, istrinya yang cantik. Merekapun hidup bahagia selamanya, tanpa kurang suatu apapun.
TAMAT
*****
"BANGOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOONNNNN........................................." teriakan emak terdengar membahana.
"Byurrrrr....................................." siraman air dingin menyusul beberapa detik kemudian.
Joko gelagapan, mata dan mulutnya megap-megap. Otak dan nyawanya masih belum terhubung dengan sempurna.
"Trus perusahaan Joko gimana Mak?" Joko bertanya dengan lugu.
"Perusahaan apaan? Dasar tukang ngimpi. Makanya kalau nonton tipi jangan sampe pagi. Itu koran belom dianter semua. Ini udah mau dhuhur Jokooooo....." Emaknya ngedumel sambil geleng-geleng. Bingung dengan sikap anaknya.
*****
Lah, jadi Joko ga jadi pemilik perusahaan? Ga
Trus cerita di awal tadi? Cuma mimpi
Masih percaya sama yang begituan? Jadi kalian lagi jalan, habis itu nemu Bapak-Bapak sekarat, trus kita peduli sama Bapak itu. Trus kalian dikasih perusahaan skalian dinikahin sama anaknya. Kenapa ga skalian aja ngarep ada uang sekoper sama bidadari jatuh dari langit pas kalian tiduran di atas kasur?
Masih percaya? Gue sih engga, *cuma ngarep.
Kalau kalian percaya sama cerita di awal, berarti kalian termasuk golongan ahli silat orang yang percaya kesuksesan instan bisa terjadi.
Banyak dari generasi kita, yang ngarep banget bisa sukses dengan cara instan. Okelah, mungkin ga seekstrim cerita di atas. Tapi dengan cara lain, yang lebih "manusiawi" alias terdengar lebih bersifat nyata dan mungkin ada di sekitar kita.
Misalkan nih, ada orang sebut saja Gobe, yang emang dari orok ga suka nyanyi, dia cuma nyanyi pas upacara bendera doang, itu juga pake suara perut. Pada suatu ketika dia nonton ajang pencarian bakat di tipi. Pemenangnya dapat duit banyak trus jadi penyanyi terkenal.
Nah Gobe pengen banget dapat duit banyak trus jadi penyanyi terkenal. Tiap hari dia berlatih di kamar mandi, sambil mandi tentunya. Pas ada audisi di kotanya beberapa bulan kemudian, Gobe pun ikut audisi.
Gobe menang ga? Ga lah
Yang ada dia diomelin dan dilempar botol sama jurinya.
Kenapa?
Ya mana ada orang yang cuma latihan nyanyi di kamar mandi selama beberapa bulan bisa menang di ajang pencarian bakat. Imposibruuuu lah.
Ga ubahnya Joko. Gimana dia bisa kaya dan bisa punya perusahaan kalau cuma nganter koran aja dia telat? Imposibruuuu lah.
Nah
orang-orang kayak Joko dan Gobe inilah yang termasuk orang yang suka ngarep hasil
indah, alias ngarep kesuksesan pake cara instan yang ga masuk akal.
Ga ada kesuksesan yang diraih dengan cara yang instan, kalaupun ada itu ga akan bertahan lama.
Emang ada kesuksesan yang diraih pake jalan instan, katanya tadi ga ada?
Sebenarnya ada, tapi itu ga akan bersifat lama. Contohnya pas kalian ujian, kalian nyontek atau pake kunci jawaban. Nilai kalian? Bagus sih, PAS ITU DOANG. Habis itu kalian bakal lupa sama soal-soal yang udah kalian jawab, karena bukan kalian yang ngerjain dan kalian ga tahu gimana nyeleseian masalahnya. Efeknya? Pas kalian dapat soal yang sama, ga ada jaminan kalian bisa jawab dengan bener lagi.
Apalagi kalau ilmu yang kalian jawab pake nyontek tadi emang dipakai dalam kehidupan kerja atau kehidupan sehari-hari kalian, pas kalian dapat masalah yang harusnya bisa kalian selesein pake ilmu yang pernah kalian dapat pas sekolah, kalian ga bisa nyelesein masalah. Kenapa? Ya karena kalian nyontek, dan pas udah kerja kalian mau nyontek siapa? Ato nyari kunci jawaban dimana? Ga ada lah, kunci dan jawabannya ya ada di diri kalian sendiri.
Itu salah satu contoh sukses yang diraih pake cara instan, ga akan bertahan lama.
Ada lagi? Ada
Misalkan Bokap Nyokap kalian pemilik perusahaan besar, dan kalian anak tunggal yang kemauannya selalu dituruti. Karena merasa harta kalian cukup bahkan sampe tujuh turunan, kalian ga pernah belajar. Tiap hari kerjaannya seneng-seneng aja.
Ketika Bokap Nyokap pengen pensiun, mereka nyerahin perusahaan ke kalian.
Kalian sukses, instan plus keberuntungan. Tapi apa bertahan lama? Kalau kalian ga punya ilmu untuk ngelola perusahaan, harta yang harusnya habis tujuh turunan bisa jadi utang tujuh tanjakan.
Intinya ga ada sukses yang diraih pake cara instan. Jikapun ada, itu ga akan bertahan lama. Oleh karena itu, kalau kalian pengen sukses, berusahalah, berusahalah, berusahalah. Berusaha untuk sukses tepatnya, diiringi dengan do'a dan planning yang tepat.
Emang lo udah sukses nal? Belum, tapi gue pengen sukses.
Postingan ini gue buat bukan karena gue udah sukses, gue masih jauh dari kata sukses bro. Tapi seengga'nya gue ga pernah ngarep bisa sukses pake cara instan. *buktinya udah gue coret tulisan gue ngarep.
Gue percaya kalau kalian bukan orang kaya Joko, Gobe, ataupun orang lain yang ngarep bisa sukses pake cara instan. Gue cuma minta kalau kalian kenal sama seseorang yang masih ngarep sukses pake cara instan, suruh mereka baca postingan ini. Biar rating gue naik mereka tahu kalau sukses pake cara yang instan itu ga ada, kalaupun ada itu ga akan bertahan lama.
Karena orang-orang yang pengen sukses pake cara instan dengan sendirinya akan lebih jauh dari kesuksesan itu sendiri.
Ga ada yg Imposible buat otak kanan, dan prinsip otak kanan, "kalo orang lain bisa kenapa harus kita" kalo emang ga bisa njalanin perusahaan ya cari partner yg bisa dong :v
BalasHapusOveral gue setubuh sama ga ada yg instan, cuma 1 yg instan "mie instan"...
haha, betul. tapi seengga'nya kalo kerjasama orang lain harus punya ilmu basic supaya kita ga dirugikan partner
BalasHapusFTV banget cerita lo nal -..-
BalasHapusftv kan emg kisah instan, endingny gampang dtebak
Hapusiyaa, begitupun cerita lo.. baru sampe bait ke 2 udah males orang bacanya.. mainstream :P
Hapusjiaaa, brrti blm nangkep yang dimaksud dong.
Hapus