Langsung ke konten utama

Pantai Samalona, Sejenak Melepas Penat

Apa yang terpikirkan dari kata "Samalona" ?

Mungkin dari kalian ada yang balik bertanya "Itu makanan apa ya?"
Atau ada yang menjawab dengan yakin "Itu pasti nama cewek cantik!".

BUKAAAAN.........................!!!!!!!!!!!

Stop dengan pemikiran-pemikiran itu.
Karena semua itu salah, iya SALAH!!!!!
Pliss deh, jangan sok tahu gitu!!!!! *Ok stop! terlalu lebay

Jadi pas kemarin gue ke Makassar, gue sempetin main ke sebuah pulau yang ga terlalu jauh dari kota Makassar. Namanya Pulau Samalona. Penasaran? Nih penampakannya


Tuh kan gue ga bohong. Itu pulau keciiiil banget. Kita bisa kelilingin tuh pulau cuma dalam waktu 15 menit jalan kaki. Udah kebayang kan seberapa kecilnya tuh pulau. Pulau ini juga cuma dihuni sama beberapa KK. Jadi kalo tinggal disini, pasti ga bisa kabur kalo mau ngumpet habis dimarahin emak. Hehehe.

Terus ngapain main ke pulau kecil gitu? Eits jangan salah, di pulau ini banyak yang bisa kita lakuin. Nih gue bakal nyeritain apa aja yang gue sama temen-temen gue lakuin di sana.
Jadi di hari minggu gue kesana bareng temen-temen bersembilan berangkat dari tempat masing-masing dan berkumpul di pelabuhan dekat Pantai Losari pukul delapan pagi. Dari sana kita nyewa kapal kecil buat nyebrang. Perjalanannya ga lama kok, cuma sekitar setengah jam.

Setelah sampai sana, kita disambut sama tarian khas penduduk Pulau Samalona. *boong.
Iya bohong kok, hehehe. Ga ada tarian khas yang nyambut kita, tapi kita disambut sama pantai putih nan eksotis namun ga erotis, sama plang nama yang udah rusak.


Udah deh, habis nyewa tempat buat naruh barang dan mandi kita menggila sesaat di pantai. Tapi itu ga lama. Setelah pada insyaf kami memutuskan untuk menyewa peralatan snorkling, biar kami bisa ngelihat pemandangan bawah lautnya Samalona.

Kitapun dianter sama perahu yang sama yang kita naiki untuk ke samalona menuju spot buat snorkling. Karangnya banyak, cuma sayang banyak yang rusak juga.


Puas snorkling, kami pun berkeliling pantai dan main-main pasir. Pasirnya putih bro, banyak tampat kosong lagi. Sayangnya kebersihan tempat ini kurang dijaga.


Lama kami main-main di pantai, kami putuskan pulang sebelum matahari semakin tinggi. Niat awal untuk menginap kami urungkan, berhubung ada panggilan dari bos besar di kantor. Niat mau main banana boat pun kami urungkan, berhubung banana boatnya rusak. -_-

Yah meskipun kecil, Pulau Samalona seakan mengobati rindunya kami akan tempat yang sunyi yang bisa kami temui dengan akses yang mudah dan murah untuk mengurangi kepenatan kami selama melaksanakan aktifitas kegiatan di hari-hari kerja.

Kalian juga yaa, jangan sampai lupa rekreasi. Penting loh itu, sebelum kalian stess karena himpitan pekerjaan yang banyak. Jangan sampai jadi temannya caleg-caleg gagal di RSJ yaaa. hehehehe.

Untuk foto-foto lainnya bisa dilihat disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memunafikkan Jawaban

" Siti sayang sama Abang kan ?" Joko bertanya dengan manja pada Siti, kekasihnya. " Emmmm, gimana ya Bang ?" jawab Siti manja. " La emang gimana, sayang ga' ?" kali ini Joko memaksa, agak ga sabar. " Emmm, iya iya bang. Masa' engga'?. " Siti akhirnya menyerah. " Oke deh sayang, Abang kerja dulu ya. " pamit Joko sembari menutup telephonnya. Siti menghela nafas, kemudian meletakkan handphone di tas kecilnya. Sedetik kemudian. " Tadi siapa? " tanya seseorang pada Siti. " Oh, biasa sayang, si Joko. " jawab Siti dengan nada manja, kemudian merangkul tangan pria berjenggot panjang dan berkumis lebat yang tadi mengajukan pertanyaan.

Ketika Batas Waktu

terngiang-ngiang di sela waktu dalam kuasa tawa mengisi masa seiring nafas detik berlalu dalam lelah tangis terdengar lemah tak ada yang tahu rahasia Illahi yang hakiki karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya meski semua tahu tiap-tiap umat memiliki batas waktu namun tak ada yang tahu kapan datangnya batas waktu ketika batas waktu tiba kita hanya bisa berdo'a semoga amal kita di dunia menjadi penyelamat dari siksa neraka dan pengiring menuju nikmat surga karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya ketika batas waktu tiba

Akibat Menunda-nunda

Hello guys, udah makan? Kalo belum makan, sok makan dulu gih, karena sesungguhnya makan lebih bermanfaat daripada ngebaca postingan kali ini. Awal bulan kemarin gue terpaksa ngedatengin rumah sakit, bukan karena gue mau ngegodain suster-suster di sana loh, tapi karena gue kena penyakit clavus di kaki dan terpaksa dioperasi ringan. Buat yang ga' tahu apa itu clavus silahkan cari informasi sendiri. Tapi pastiin dulu kalau kalian tahan ngelihat gambar yang ekstrim, dan gue juga ga' bertanggung jawab sama apa yang terjadi pada kalian selanjutnya. Jadi gue udah ngerasa kena penyakit ini sejak kurang lebih 3 bulan lalu, habis gue "asik" jebur-jeburan dan 3 hari dayung kano di Jatiluhur. Tapi berhubung waktu itu belum begitu besar dan ga begitu sakit, gue pun menunda-nunda untuk mengobati penyakit ini. Tapi semakin didiemin penyakit ini kok malah semakin menjadi, ga mau akur. Semakin besar dan menyakitkan, seperti kenangan yang sulit dilupakan. *oposih