Langsung ke konten utama

Pertimbangan Untuk Membubarkan KPK

Untuk kesekian kalinya Komisi Pemberantasan Korupsi atau yang lebih sering disingkat KPK bersinggungan dengan Polri. Hal ini memperpanjang sejarah ketidakharmonisan antara keduanya, hingga menimbulkan Cicak versus Buaya jilid 3. Semoga saja cerita perselisihan antara keduanya ga berlanjut dan menimbulkan jilid-jilid yang lain. Bukan kenapa-kenapa sih, gue cuma takut nanti sinetron PPT bisa kalah tersaingi jumlah jilidnya.

Tapi terlepas dari masalah Cicak versus Buaya, sebenarnya gue ga begitu setuju dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi di Indonesia. Hal ini dikarenakan beberapa pertimbangan-pertimbangan yang gue lihat dari kacamata minus tiga yang gue pakai, Dan pertimbangan-pertimbangan ini bisa dijadikan alasan pembubaran KPK.

Dahulu Indonesia merupakan salah satu negara terkorup dengan jumlah koruptor yang sangat banyak. Hal ini menyebabkan nama Indonesia menjadi dikenal banyak orang dari luar negeri. Dari yang awalnya ga tahu, bisa jadi tahu dan penasaran di mana itu Indonesia. Siapa tahu dari penasaran mereka mau datang ke Indonesia.
Nah, dengan dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi, jumlah koruptor yang sangat banyak itu mulai menurun. Satu persatu koruptor tertangkap dan diberi hukuman masing-masing. Dengan demikian, para calon koruptor pun mulai urung melakukan tindakan korupsi. Coba bayangkan jika KPK benar-benar sukses menangkap semua koruptor di Indonesia, efeknya mengakibatkan predikat sebagai salah satu negara terkorup pun terancam lepas. Kan sayang, dan juga kasihan para koruptor yang sudah berjuang untuk mengangkat nama Indonesia sebagai negara terkorup ujung-ujungnya gagal.

Selain itu, ga semua orang menjabat untuk mengabdi, ada juga segelintir orang yang mengabdi murni untuk mencari dan meraup kekayaan sebanyak-banyaknya. Kasihan kan mereka, sudah susah-susah mencari jabatan, ngeluarin duit di sana-sini. Eh, pas udah waktunya mereka meraup keuntungan dari yang bukan haknya, malah ditangkap sama KPK. Kan kasihan, usaha mereka seakan sia-sia.

Dengan menurunnya jumlah koruptor dan perilaku korupsi, maka budaya korupsi di Indonesia pun mulai terkikis. Hal ini menyebabkan anak-anak sekolah menjadi kekurangan bahan jawaban. Iya loh, coba bayangkan seandainya korupsi resmi menjadi salah satu budaya nasional yang dipatenkan, anak-anak SD ketika menjawab soal ujian dengan pertanyaan "Apakah budaya nasional yang sangat populer di Indonesia?" otomatis akan menjawab dengan jawaban KORUPSI. Nah, jika perilaku korupsi sampai menurun, bahkan hilang maka anak-anak bisa jadi kebingungan menjawab soal tersebut.

Dan yang terakhir, dengan adanya KPK mendorong masyarakat untuk mendukung KPK ketika lembaga ini mendapatkan cobaan. Salah satunya datang dari mahasiswa. Dukungannya pun bermacam-macam, ada yang mendukung dengan cara berdo'a, lewat sosmed, bahkan ada yang datang langsung ke gedung KPK. Otomatis hal ini mengganggu waktu belajar dan berpacaran mahasiswa-mahasiswa ini. Yang harusnya ngetweet buat pacarnya, malah ngetweet dengan hastag save kpk. Yang harusnya nginep di rumah temen ngerjain tugas, malah nginep di gedung KPK. Tugas mereka kan jadi terbengkalai. Ujung-ujungnya kasihan pacarnya ga ada yang merhatiin, dan dosennya nanti ga ada kerjaan.

Yah, mungkin demikian beberapa pertimbangan-pertimbangan yang bisa dijadikan alasan pembubaran KPK. Kalau kalian setuju sama beberapa pertimbangan ini ya monggo-monggo saja. Gue ga maksa loh. :p

Komentar

  1. e masya Allah -_____- kirain serius....
    tapi kalau begitu, berarti bakal ada massa tandingan dong, yakni kaum jomlo :P
    mereka bakal habis-habisan menghasut setiap temennya yang nggak jomlo utk dukung KPK biar titel jomo mereka tersamarkan muahahahah XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. aduh bener juga, kenapa kemarin malam minggu ga gue ajak temen2 gue ke KPK aja ya #eh

      Hapus
  2. Ini postingan kampret banget, sih. Hahahahaah, tapi nggak apa-apa lah. Buat selingan tawa daripada serius-serius nanggepin konflik KPK vs POLRI.

    BalasHapus
  3. Tapi kalau dipikir-pikir iya juga, loh. Soalnya dengan adanya KPK itu ngebuktiin kalau ada masalah korupsi yang ternyata masih aja yang kasat mata kan ya.
    Hahaha.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. berarti kalo ga ada kpk malah ga keungkap ya? tapi tau2 uangnya habis aja

      Hapus
  4. Hahaha, pret banget opini lu bro. Dari awal pembahasan sampe akhir, gue cuma bisa ketawa geli.

    Apalagi, mahasiswa terbengkalai pacaran, mahasiswa lupa kalo dia jomblo, kan kasihan juga, ya.

    Tapi tetep, budaya ini gak boleh berkembang. Kasihan uang yg harusnya milik rakyak yg kurang mampu jadi untuk uring2an koruptor doang.

    BalasHapus
  5. Hahahaa.... kirain lo udah kena sindrom politikus kampret yang setuju KPK dibubarin... gak taunya elo kampret banget gak pake 'politikus' :D

    Sebenernya meskipun gak ada yang namanya korupsi, pas ada pertanyaan, apa budaya Indonesia? anak-anak masih punya opsi lain dengan menjawab, 'budaya galau setelah kepoin TL mantan'

    BalasHapus
  6. ngakak bagian ini.. apa tradisi luhur bangsa indonesia? korupsi

    kalo korupsi juga hilang mungkin jadi.. goyang erotis (?)

    BalasHapus
  7. Hah, kok aku malah ga setuju ya kalo kpk dibubarkan
    kenapa kita mesti bangga menjadi negara yg terkorup di dunia, hadewwww
    Untuk para mahasiswa atau pelajar mungkin mereka terkena syndrom alay jd suka savekpk padahal mesti ngerjain pr huaa

    BalasHapus
  8. Absurd banget tapi setuju bangetlah sama pertimbangannya.. intinya jangan sampe KPK bubar :D

    BalasHapus
  9. gue setuju pembubabaran KPK.. (Komisi Pemberantasan Kelamin) nah loh..

    ahh gue kira beneran serusan gitu, soalanya lagi hangat banget nih isunya..
    terlepas setuju dan nggak setuju mungkin dari keduabelah pihak harus punya kedewasaan dalam menyelesaikan permasalahan.. biar nggak ada lagi KPK VS POLRI jilid 5 ft tukang bubur naik haji.

    BalasHapus
  10. "Kan sayang, dan juga kasihan para koruptor yang sudah berjuang untuk mengangkat nama Indonesia sebagai negara terkorup ujung-ujungnya gagal"

    Mas, aku bacanya serius loh awalnya -____-

    BalasHapus
  11. Gile lu ndrooooooo....otak lu agak gesern kayaknya dah...

    BalasHapus
  12. Hahaha kirain beneran ngedukung KPK dibubarin, eh ternyata tulisan satir. Kampretlah... XD

    Kalo gue setuju kata PHP dihilangin, biar cewek gak punya alasan buat ngegantungin kita.. :(

    BalasHapus
  13. wkwkwk udah gesrek kayanya nih lo, wkwk melihat permasalahan dari sudut pandang yang bener2 jarang orang mikirin wkwk.. tapi keren lah haha, mungkin mahasiswanya lagi slek sama pacarnya jadinya melakukan kegiatan yang lain gitu kali, mungkin wkwk...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memunafikkan Jawaban

" Siti sayang sama Abang kan ?" Joko bertanya dengan manja pada Siti, kekasihnya. " Emmmm, gimana ya Bang ?" jawab Siti manja. " La emang gimana, sayang ga' ?" kali ini Joko memaksa, agak ga sabar. " Emmm, iya iya bang. Masa' engga'?. " Siti akhirnya menyerah. " Oke deh sayang, Abang kerja dulu ya. " pamit Joko sembari menutup telephonnya. Siti menghela nafas, kemudian meletakkan handphone di tas kecilnya. Sedetik kemudian. " Tadi siapa? " tanya seseorang pada Siti. " Oh, biasa sayang, si Joko. " jawab Siti dengan nada manja, kemudian merangkul tangan pria berjenggot panjang dan berkumis lebat yang tadi mengajukan pertanyaan.

Ketika Batas Waktu

terngiang-ngiang di sela waktu dalam kuasa tawa mengisi masa seiring nafas detik berlalu dalam lelah tangis terdengar lemah tak ada yang tahu rahasia Illahi yang hakiki karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya meski semua tahu tiap-tiap umat memiliki batas waktu namun tak ada yang tahu kapan datangnya batas waktu ketika batas waktu tiba kita hanya bisa berdo'a semoga amal kita di dunia menjadi penyelamat dari siksa neraka dan pengiring menuju nikmat surga karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya ketika batas waktu tiba

Akibat Menunda-nunda

Hello guys, udah makan? Kalo belum makan, sok makan dulu gih, karena sesungguhnya makan lebih bermanfaat daripada ngebaca postingan kali ini. Awal bulan kemarin gue terpaksa ngedatengin rumah sakit, bukan karena gue mau ngegodain suster-suster di sana loh, tapi karena gue kena penyakit clavus di kaki dan terpaksa dioperasi ringan. Buat yang ga' tahu apa itu clavus silahkan cari informasi sendiri. Tapi pastiin dulu kalau kalian tahan ngelihat gambar yang ekstrim, dan gue juga ga' bertanggung jawab sama apa yang terjadi pada kalian selanjutnya. Jadi gue udah ngerasa kena penyakit ini sejak kurang lebih 3 bulan lalu, habis gue "asik" jebur-jeburan dan 3 hari dayung kano di Jatiluhur. Tapi berhubung waktu itu belum begitu besar dan ga begitu sakit, gue pun menunda-nunda untuk mengobati penyakit ini. Tapi semakin didiemin penyakit ini kok malah semakin menjadi, ga mau akur. Semakin besar dan menyakitkan, seperti kenangan yang sulit dilupakan. *oposih