Langsung ke konten utama

Publikasi Ibadah

Marhaban ya Ramadhan

Alhamdulillah tahun ini kita bisa ketemu lagi sama bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan ampunan. So, mari kita sambut bulan Ramadhan ini dengan suka cita dan penuh persiapan untuk memperbaiki diri. *telaaaaaaaaaat, udah tengah bulan oey

Hehehe, maaf-maaf. Berhubung kemarin sibuk bikin takjil buat dijual pas mudik jadinya baru sempet nulis.

Btw, kali ini gue pengen ngebahas masalah "publikasi ibadah", iya publikasi ibadah, bukan kamu. Soalnya gue udah capek bahas tentang kamu.


Apa sih publikasi ibadah itu? Jadi bagi yang belum tahu, menurut KSAS (Kamus Sedang Arti Sendiri) publikasi ibadah itu adalah suatu kegiatan, tindakan, atau tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dalam menyebarkan, memberitahukan, dan membuat khayalak ramai mengetahui tentang tindakan ibadah yang telah dilakukannya, dengan tujuan yang hanya dirinya sendiri dan Tuhan yang mengetahui.

Bukan fenomena baru sebenarnya, fenomena ini udah ada sejak dulu kala, bahkan sebelum sosial media ramai menjamur seperti sekarang. Hanya saja, publikasi ibadah sekarang lebih santer dan lebih mudah dilakukan siapa saja dan kapan saja, berkat jasa sosial media serta aplikasi sosial lainnya. Seseorang cukup menulis "sesuatu" yang berbau ibadah, dan secara otomatis orang lain yang berhubungan dengannya lewat aplikasi sosial media bisa mengetahuinya.

Dalam menyikapi fenomena ini, jujur gue ga mau ngejudge orang-orang itu salah, alay, ataupun riya'. Toh cuma dia sendiri dan Tuhan yang tahu apa tujuan dari publikasi ibadah yang dia lakukan. Bisa saja kan dia melakukan publikasi ibadah agar orang lain tahu dan ikut gabung sama dia buat melakukan ibadah seperti apa yang dia lakukan, atau setidaknya orang lain bisa termotivasi untuk ikut beribadah seperti dia. Kalau memang niatnya seperti itu, ya menurut gue dia bahkan sudah mengajak orang lain ikut ibadah.

So, saran gue sih daripada sibuk menghujat orang-orang yang melakukan publikasi ibadah, mending kita sibuk memperbaiki ibadah kita. Karena belum tentu ibadah kita lebih baik daripada ibadah orang yang kita sangka hanya melakukan publikasi ibadah dengan tujuan riya'. Kalau pun mereka memang melakukan publikasi ibadah dengan tujuan riya', toh kita juga ga' rugi kok.

Komentar

  1. ahaha
    bener nih

    bnyak banget pastinya yang publikasi ibadanya yang dia lakuin

    beda dengan status biasa yang sering diposting
    status tentang ibdah biasanya nggak pake foto

    jadi bisa aja itu hoax

    BalasHapus
  2. ya cuekin ajalah, hidupnya masing masing, setiap orang punya penilaiannya sendiri. mikirin orang yang begitu ga ada abisnya... haha :D

    BalasHapus
  3. Sebenernya, orang yang kayak gitu cuma butuh pengakuan "nih, gue sering ibadah." Emang sih niatnya bagus buat manas-manasin (ngajak) orang buat ibadah juga, tapi caranya jadi riya'.

    BalasHapus
  4. tapi bisa jadi ini semacam kebanggaan atas dirinya sendiri yg teramat berlebih sih. ah yang berlebihan tetap saja tidak baik ya.

    BalasHapus
  5. Publikasi semacam ini, menurut gue ada dua sudut pandang nal. Soalnya, gue sendiri ngerasa gak gitu. Tapi, orang lain ngerasa gitu, karena dia nyaman, kebanggan, jomblo juga iya, mungkin.

    Soal ibadah sendiri, itukan urusan manusianya sama Tuhannya masing2, soal baik, buruknya hanya Tuhan yang bisa menilai. Kita hanya mengira-ngira saja. Semoga dia gak publikasi kebohongan ya nal? Semoga..

    BalasHapus
  6. Cakeeepp. Daripada kita ngurusin orang yang kayak gitu, mending kita perbanyak ibadah kita. Belum tentu juga ibada kita lebih baik dari orang-orang yang suka publikasi ibadah.

    Tapi emang fenomena ini agak bikin resah orang-orang sih. Soalnya banyak yang bilang orang yang kayak gini itu ibadahnya dipamerin biar orang-orang pada tau. Tapi menurutku ada yang lebih parah dari publikasi ibadah. Yaitu publikasi ibada bareng pacar. Itu bikin jones nyesek.

    BalasHapus
  7. Bener niat dia update lagi tarawih dimana, check in di masjid mana itu cuma dia dan Allah saja yg tau. Tkutnya kalo kita mikir dia riya jatuhnya suudzon.

    Jadi mungkin biarin aja sih selama dia nggak mengganggu dan mempengaruhi kita, dia update lagi tarawih akhirnya kita ngikut update lagi tarawih niatnya pingin pamer doang.

    BalasHapus
  8. Terserah lah apa yang mau mereka lakuin
    Cuma mereka yang bisa merubah diri mereka sendiri kak
    Kita justru harus makin getol ibadahnya biar mereka malu dan ikut ibadah sama kita akhirnya :D

    BalasHapus
  9. suka aneh memang nengok orang yang pamer-pamer ibadah.
    antara ikhlas dan gak ikhlas. ibadah itu kan privasi bukan untuk publikasi.

    BalasHapus
  10. Engg, tema postingan kamu juga udah pernah aku bahas di blog aku, dan aku juga punya pendapat sama kayak kamu, mudah2an orang yang publikasi ibadah itu niatnya tuluas dan bukan riya. Lagipula kalaupun riya bukan urusan kita juga sih. Cuma aku sendiri merasa ibadah itu urusan aku sama Tuhan bukan sama mereka, lagipula ga ada gunanya juga sih pencitraan toh gue bukan calon presiden. Hehehe.

    BalasHapus
  11. Waaah bener! aku kira awalnya tulisan ini mau menghujat orang yang mempublikasikan ibadahnya, ternyata enggak.

    Aku setuju, aku juga nggak pernah komentarin orang yang publikasikan ibadahnya. Ya terserah mereka lah. Lagian nggak semua masalah di dunia ini kita perlu ikut campur kan :))

    BalasHapus
  12. klau niatnya emang mau ngajak orang biar ikutan ibadah juga kenapa nggak bikin status isinya tausiah ajah. :))

    Ria sih kalau menurut gue. banyak hal lain yang bisa kita tulis di socmed tapi nggak dengan mempulblikasikan amal ibadah kita. gue bukan menghujat tapi memperbaiki prilaku temen-temen kita sesama muslim :))

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memunafikkan Jawaban

" Siti sayang sama Abang kan ?" Joko bertanya dengan manja pada Siti, kekasihnya. " Emmmm, gimana ya Bang ?" jawab Siti manja. " La emang gimana, sayang ga' ?" kali ini Joko memaksa, agak ga sabar. " Emmm, iya iya bang. Masa' engga'?. " Siti akhirnya menyerah. " Oke deh sayang, Abang kerja dulu ya. " pamit Joko sembari menutup telephonnya. Siti menghela nafas, kemudian meletakkan handphone di tas kecilnya. Sedetik kemudian. " Tadi siapa? " tanya seseorang pada Siti. " Oh, biasa sayang, si Joko. " jawab Siti dengan nada manja, kemudian merangkul tangan pria berjenggot panjang dan berkumis lebat yang tadi mengajukan pertanyaan.

Ketika Batas Waktu

terngiang-ngiang di sela waktu dalam kuasa tawa mengisi masa seiring nafas detik berlalu dalam lelah tangis terdengar lemah tak ada yang tahu rahasia Illahi yang hakiki karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya meski semua tahu tiap-tiap umat memiliki batas waktu namun tak ada yang tahu kapan datangnya batas waktu ketika batas waktu tiba kita hanya bisa berdo'a semoga amal kita di dunia menjadi penyelamat dari siksa neraka dan pengiring menuju nikmat surga karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya ketika batas waktu tiba

Akibat Menunda-nunda

Hello guys, udah makan? Kalo belum makan, sok makan dulu gih, karena sesungguhnya makan lebih bermanfaat daripada ngebaca postingan kali ini. Awal bulan kemarin gue terpaksa ngedatengin rumah sakit, bukan karena gue mau ngegodain suster-suster di sana loh, tapi karena gue kena penyakit clavus di kaki dan terpaksa dioperasi ringan. Buat yang ga' tahu apa itu clavus silahkan cari informasi sendiri. Tapi pastiin dulu kalau kalian tahan ngelihat gambar yang ekstrim, dan gue juga ga' bertanggung jawab sama apa yang terjadi pada kalian selanjutnya. Jadi gue udah ngerasa kena penyakit ini sejak kurang lebih 3 bulan lalu, habis gue "asik" jebur-jeburan dan 3 hari dayung kano di Jatiluhur. Tapi berhubung waktu itu belum begitu besar dan ga begitu sakit, gue pun menunda-nunda untuk mengobati penyakit ini. Tapi semakin didiemin penyakit ini kok malah semakin menjadi, ga mau akur. Semakin besar dan menyakitkan, seperti kenangan yang sulit dilupakan. *oposih