Langsung ke konten utama

Hai Hati, Apa Kabar Kau Hari Ini?

Hai hati, apa kabar kau hari ini?
Masihkah kau sabar menanti
Hingga hari yang kau tunggu tiba nanti

Hai hati, sudahkah kau berbenah diri?
Menjadi lebih baik esok hari
Membersihkan diri dari segala duri

Hai hati, siapkah kau menjaga emosi?
Jika hasil dari yang kau nanti
Tak sesuai dengan apa yang kau mimpi

Hai hati, apakah kau mengharap puji?
Jangan harap, akupun lelah pada diriku sendiri
Terima kasih sudah cukup untuk saat ini

Hai hati, bisakah aku minta tolong padamu sekali lagi?
Agar kau tetap sabar menanti
Dan temani aku berdo'a lagi
Semoga hasil yang kau tunggu sesuai mimpi


Hai hati, apa kabar kau hari ini?

Komentar

  1. Jangan disuruh nunggu lama-lama :D kasihan hatinya ingin segera dipeluk. :)

    BalasHapus
  2. Hai hati apa kabar, semoga baik-baik saja walau gak ada yang mengisi.

    Keren lho puisinya, ada rimanya akhirannya huruf i semua.

    BalasHapus
  3. Hati hati, siapkah hati mu tersakiti? *langsung jlleeb...

    Gue nggak paham puisi sih sebenernya, kalo disuruh bikin puisi gue mendingan nyerah... Atau loe mau buatin ahhaha...

    BalasHapus
  4. Hai hati semoga engkau tetap ada yang mengisi meski tidak di akui :D

    hehehe sabar ajah deh, siapin hati untuk segala hal yang terjadi, apapun yang terjadi hati harus siap memahami meski tersakiti oleh perih..

    BalasHapus
  5. keren puisinya...
    pengalaman pribadi kah?
    semoga ngga ya...
    semoga hanya karya kamu saja :)

    BalasHapus
  6. hati-hati, apakah kehidupan ini hanya fiksi?
    hati-hati, apakah ini hanya sebuah puisi?
    hati-hati... puisinya unik :)

    BalasHapus
  7. hai hati, biarlah kering dirimu
    agar nanti kelak saat hujan kau kan bersuka cita
    tapi, hati... aku mohon jangan biarkan pelangi datang setelah hujan itu.


    ckckck

    btw, keren puisinya mas

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memunafikkan Jawaban

" Siti sayang sama Abang kan ?" Joko bertanya dengan manja pada Siti, kekasihnya. " Emmmm, gimana ya Bang ?" jawab Siti manja. " La emang gimana, sayang ga' ?" kali ini Joko memaksa, agak ga sabar. " Emmm, iya iya bang. Masa' engga'?. " Siti akhirnya menyerah. " Oke deh sayang, Abang kerja dulu ya. " pamit Joko sembari menutup telephonnya. Siti menghela nafas, kemudian meletakkan handphone di tas kecilnya. Sedetik kemudian. " Tadi siapa? " tanya seseorang pada Siti. " Oh, biasa sayang, si Joko. " jawab Siti dengan nada manja, kemudian merangkul tangan pria berjenggot panjang dan berkumis lebat yang tadi mengajukan pertanyaan.

Ketika Batas Waktu

terngiang-ngiang di sela waktu dalam kuasa tawa mengisi masa seiring nafas detik berlalu dalam lelah tangis terdengar lemah tak ada yang tahu rahasia Illahi yang hakiki karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya meski semua tahu tiap-tiap umat memiliki batas waktu namun tak ada yang tahu kapan datangnya batas waktu ketika batas waktu tiba kita hanya bisa berdo'a semoga amal kita di dunia menjadi penyelamat dari siksa neraka dan pengiring menuju nikmat surga karena kita manusia biasa tak kuasa menolak takdirNya ketika batas waktu tiba

Akibat Menunda-nunda

Hello guys, udah makan? Kalo belum makan, sok makan dulu gih, karena sesungguhnya makan lebih bermanfaat daripada ngebaca postingan kali ini. Awal bulan kemarin gue terpaksa ngedatengin rumah sakit, bukan karena gue mau ngegodain suster-suster di sana loh, tapi karena gue kena penyakit clavus di kaki dan terpaksa dioperasi ringan. Buat yang ga' tahu apa itu clavus silahkan cari informasi sendiri. Tapi pastiin dulu kalau kalian tahan ngelihat gambar yang ekstrim, dan gue juga ga' bertanggung jawab sama apa yang terjadi pada kalian selanjutnya. Jadi gue udah ngerasa kena penyakit ini sejak kurang lebih 3 bulan lalu, habis gue "asik" jebur-jeburan dan 3 hari dayung kano di Jatiluhur. Tapi berhubung waktu itu belum begitu besar dan ga begitu sakit, gue pun menunda-nunda untuk mengobati penyakit ini. Tapi semakin didiemin penyakit ini kok malah semakin menjadi, ga mau akur. Semakin besar dan menyakitkan, seperti kenangan yang sulit dilupakan. *oposih