Langsung ke konten utama

Memunafikkan Jawaban

"Siti sayang sama Abang kan?" Joko bertanya dengan manja pada Siti, kekasihnya.

"Emmmm, gimana ya Bang?" jawab Siti manja.

"La emang gimana, sayang ga'?" kali ini Joko memaksa, agak ga sabar.

"Emmm, iya iya bang. Masa' engga'?." Siti akhirnya menyerah.

"Oke deh sayang, Abang kerja dulu ya." pamit Joko sembari menutup telephonnya.

Siti menghela nafas, kemudian meletakkan handphone di tas kecilnya.

Sedetik kemudian.

"Tadi siapa?" tanya seseorang pada Siti.

"Oh, biasa sayang, si Joko." jawab Siti dengan nada manja, kemudian merangkul tangan pria berjenggot panjang dan berkumis lebat yang tadi mengajukan pertanyaan.
*****

Ok, udah mulai keliatan kan alur ceritanya? Kelanjutan ceritanya bisa kalian bikin sendiri, sembari nunggu gue nglanjutin ceritanya.

Kali ini gue ga mau ngebahas tentang alasan-alasan kenapa orang bisa selingkuh. *males
Pada postingan ini, gue mau ngebahas tentang sifat Joko. Bukan tentang sifat Joko yang jarang mandi, ataupun sifatnya yang suka nyemplungin duit receh ke kotak amal. Bukan, bukan yang itu, tapi tentang sifat Joko yang ga berani menerima kenyataan.

Jadi ada apa sebenarnya dengan Joko ini? Ok, kita flashback ceritanya.

*****

4 bulan yang lalu.

"Siti, elo mau kan jadi pacar gue?" tanya Joko dengan nada sayang.

Siti terdiam beberapa saat. Tubuhnya gemetar, tangannya bergetar, peluh membasahi keningnya.

"Mau ga Siti? Kalau ga mau Abang bakal tusuk Siti pakai nih pisau, habis itu Abang bakal bunuh diri!" ancam Joko, masih dengan nada manja.

"Eh, eh, ii... iiyya deh Bang, Siti mau." jawab Siti dengan terpaksa. Matanya ga melihat ke arah Joko, tapi melirik ke arah ujung pisau yang menempel di perutnya.

Akhirnya mulai detik itu Joko dan Siti resmi berpacaran. Setiap Joko mengajak Siti keluar, Siti ga pernah menolak. Yah, gimana mau nolak jika setiap pacaran Joko ga pernah absen membawa pisau belatinya yang setiap saat diasah.

Sebenarnya Siti ga memiliki rasa sayang pada Joko, jikapun punya itu karena terpaksa.

2 bulan kemudian, Joko mendapat kerjaan baru di luar kota. Dengan berat hati dia meninggalkan Siti, dan dengan senang hati Siti melepasnya. Akhirnya merekapun menjalin hubungan LDDR (Long Distance Dipekso Relationship)

Yah, Joko ga lupa menanam TNT di rumah Siti yang ga ada seorangpun mengetahui posisinya. Jadi jika Siti macam-macam, Joko bisa kapanpun dan dimanapun menekan pemicunya dan hancurlah rumah Siti beserta isi-isinya.

Mulai saat itu Siti merasa agak bebas, terbebas dari Joko. Namun batinnya masih terbelenggu, karena Joko dapat setiap saat meledakkan rumah Siti jika dia meminta putus dari Joko. Setiap hari Siti berdo'a, supaya Joko kejedot pintu di tempat kerjanya dan lupa dengan Siti.

Namun tampaknya Tuhan belum berkehendak seperti itu. Sitipun mencari cara lain. Dia meminta pertolongan dari dukun sakti agar Joko terkena penyakit kusta ingatan dan lupa dengan Siti. Namun tampaknya dukun yang dimintai tolong masih belum berhasil.

Setiap hari Siti terus meminta tolong pada dukun yang sama, dan dukun yang dimintai tolong Siti selalu sabar dan bersedia menolong Siti serta mau mendengar curhatan-curhatannya. Karena pertemuan yang intens, kesabaran dan jenggot serta kumis dukun tersebut, Siti pun mulai jatuh hati padanya.

Siti mulai melupakan perasaannya dengan Joko, dan memulai hubungan baru dengan sang dukun. Sementara sang dukun masih mengirimkan santet pelupa ingatan pada Joko.

*****

Dari flashback cerita di atas, bagaimana sifat Joko menurut kalian?

Yap, Joko bersifat pemaksa. Dia senang memaksakan kehendaknya. Dia takut menerima kenyataan. Dia hanya ingin mendengar jawaban yang dia ingin dengar, dia senang MEMUNAFIKKAN JAWABAN. Joko ga berani mendengar jawaban penolakan dari Siti, Joko takut jika harapannya ga sesuai keinginannya. Dan oleh karena sifat tersebut, Joko menghalalkan segala cara untuk sekedar mendengar jawaban yang ingin dia dengar.

Sebenarnya tanpa kita sadari, kita atau orang di sekitar kita memiliki sifat seperti Joko yang senang memaksakan kehendak, yang takut mendengar jawaban yang sebenarnya, yang suka memunafikkan jawaban. Bukan hanya di cerita percintaan.

Pernah dengar tentang caleg yang melakukan bagi-bagi "daun biru atau merah" waktu pemilu demi impiannya menjadi caleg terwujud? Pernah tahu orang yang memberikan amplop demi mendapat proyek? Atau pernah kenal siswa yang berinisiatif membuka buku materi waktu ulangan tanpa disuruh?

Orang-orang seperti itulah yang suka memunafikkan jawaban, takut menerima kenyataan.

Orang-orang seperti ini ga tahu, bahwa sebenarnya dengan usaha yang benar mereka akan mendapatkan apa yang mereka inginkan, dengan cara yang indah.

Semisal Joko, jika dia mau pdkt dengan Siti dengan jalan yang baik atau bahkan langsung melamar Siti mungkin saja Siti bisa menerima Joko juga dengan rasa sayang. Bahkan Siti ga akan berselingkuh dengan sang dukun, karena dia memang menerima Joko dengan dasar sayang.

Gue bukan orang suci, terkadang gue masih memiliki sifat memaksakan kehendak. Tapi gue selalu mencoba berusaha agar apa yang gue inginkan dapat gue dapat dengan cara yang baik. Usaha yang gue maksud di sini berbeda dengan memaksakan kehendak. Karena usaha yang baik akan menggunakan cara-cara yang baik, dan berani menerima hasil apapun yang ditentukan Tuhan. Berbeda dengan memaksakan kehendak, yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, untuk memunafikkan jawaban.
"Orang yang mau berusaha untuk mendapatkan sesuatu akan memperoleh apa yang dia inginkan dengan cara yang indah, tidak seperti orang yang memaksakan kehendak yang akan mendapatkan apa yang dia inginkan hanya untuk sekejap."

Komentar

  1. mantaffff...kakak ini pengalaman pribadi nggak?? situ Joko atau bukan?? hahaha..
    yah tau lah ya, hidup memang rumitt, cinta pun agaknya senada...apapun itu, semoga bisa mencapai sesuatu yang memang selayaknya dicapai dengan cara yang selayaknya ditempuh..aamiin...

    BalasHapus
  2. tak komen kabeh pokok'e.. hahaha
    ini kayaknya curhatan deh. emm kasih tau rahasia nya ga yaaaa..hahahha :D

    BalasHapus
  3. ini keren kak, awalnya menceritakan kisah sederhana tentang joko dan siti, yang pertamanya aku gak ngerti maksudnya memunafikan jawaban, keterusan baca jadi ngerti kak :D
    awalnya simple, tapi ending nya bikin orang lain mikir kalo memunafikan jawaban itu gak bagus, karena hal seperti itu banyak banget terjadi di sekitar...

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoiii, gue pun juga kadang masih kayak gitu.

      semoga aja ke depannya kita bisa lebih sadar dan menjadi lebih baik. :D

      Hapus
  4. bagus banget ceritanya :)
    gaya penulisannya sederhana tapi bisa masuk ke pembaca nih
    kisah Joko dan Siti diceritkan dengan baik pula
    tapi si Joko kok gtu ya, suka memaksakan kehendak, gak bisa menerima kenyataan
    tapi emang sih banyak kok org disekitar kita yg sifatya spt Joko, bahkan kadang diriku jg

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa, gue juga kadang masih kayak gitu kok.
      yang penting kita berusaha untuk bisa jadi pribadi lebih baik *aseeeek

      Hapus
  5. gue ga suka dipaksa. dan karena gue ga suka dipaksa, gue pun ga memaksa orang2 untuk selalu sepaham dengan gue.
    sifat2 yg kaya joko ini yang bikin dunia ga aman. sama aja kaya penjahat sih kalo gue bilang. atau lebih baik dibilang pengecut? karena ga berani menerima penolakan?hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaa, sifat-sifat mirip kayak itulah. ga berani nerima kenyataan.

      Hapus
  6. Itu si joko pacar atau teroris sih. Hhahaha...
    Itu lagi kenapa jatuh cintanya mesti ama dukunnya -__-
    Tapi bener banget ini, kalau banyak orang memunafikkan jawaban. Pinginnya denger jawaban yang enak di dengar dia aja, pinginnya semuanya sesuai kemauan dia sehingga menghalalkan segala cara. Semoga kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cara yang baik. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue juga bingung sih, kayaknya merangkap jadi teroris jg. hahaha

      aamiin, semoga selalu bisa jadi pribadi yang lebih baik. :D

      Hapus
  7. ajib nih ceritanya kak.
    dapet banget di pembacanya.
    ngalirrrrr
    biasanya sih ya yg kayak joko gini ujung2nya ga bagus buat dia sendiri & orang lain. rugi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener, diri sendiri rugi, orang lain juga rugi nantinya.

      Hapus
  8. Alur ceritanya dramatis, sampe bawa belati sama ada TNT juga. Keren

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga aja ga kena sensor blog yang berisi peralatan berbahaya :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Do'a Anak Kecil Agar Ramadhan Setiap Hari

"Assalamu’alaikum. Mak, Udin habis dari rumah Pak Mamat." Lapor Udin pada Emaknya. Sebulan setelah bulan Ramadhan lewat. "Tapi Pak Mamat udah ga' mau ngasih makan lagi, ga' kaya' kemarin pas puasa. Pak Mamat selalu mau ngasih Udin makan." "Kata Pak Mamat sih buat bayar fidyahnya soalnya ga' kuat kalau puasa. Lucu ya Mak, Pak Mamat kok ga’ kuat puasa. Udin yang kelas 5 SD aja puasa penuh. Pak Mamat kan badannya gede, sehat.” “Eh, tapi ga' papa ding, kan kalau Pak Mamat puasa Udin malah ga' dapat makan. Hahaha....." Udin tertawa, meralat omongannya sendiri. Tapi Emaknya tidak ikut tertawa. "Jarang-jarang kan Udin bisa makan pakai telur, kemarin malah sempat ada potongan ayamnya." Kenang Udin, sambil mengusap air liur yang mengalir di sudut bibirnya. "Kenapa kalau pas bulan puasa orang-orang pada baik ya Mak?"

Ketika Gue Kehilangan Dompet

Bulan kemarin, gue mengalami kejadiaan naas. Bukan, gue bukan ketangkep satpol PP pas mangkal, karena gue ga pernah mangkal. Tapi kejadian naas gue kali ini karena bulan kemarin gue kehilangan dompet. Yap kalian ga salah baca, bulan kemarin gue kehilangan dompet. Dan karena kejadian kehilangan dompet ini gue jadi ga bisa posting selama sebulan. *ok, skip Kronologinya begini, pas hari Minggu gue iseng-iseng masuk atm buat sekedar ngadem sama ngecek saldo. Keluar dari atm dan udah ngestater motor, tiba-tiba muncul tukang parkir dari dalam botol . Gue yang udah niat ngegas terpaksa berhenti cuma buat ngambil duit receh di dompet buat bayar parkir. Setelah itu dompet masuk kantong lagi dengan asal-asalan, dan gue melanjutkan perjalanan buat pulang ke rumah. Gue memilih jalan yang agak sepi, yah siapa tahu ada kuntilanak iseng yang bisa digodain. Jalan yang gue pilih agak menantang, meliuk-liuk dan bergelombang. Singkat cerita gue udah sampai di depan indoapril, soalnya gue haus da

Recycle yang Unreuseable

Akhir-akhir ini gue ngerasa kalau gue harus bisa ikut andil dalam kegiatan menjaga lingkungan, salah satunya dengan melaksanakan prinsip reuse, reduce, recycle. Jadi barang-barang yang semula dianggap sampah bisa dimanfatkan lagi dengan cara digunakan lagi, atau didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat, dan kalau memang ga bisa ya dikurangi pemakaiannya. Dengan begitu akan mengurangi jumlah produksi sampah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Tindakan-tindakan kecil yang udah gue lakuin antara lain gue udah pake botol isi ulang, jadi gue udah ga beli-beli air mineral kemasan lagi biar ga nambah jumlah produksi sampah plastik. Tiap belanja ke indoapril gue juga udah mulai bawa tas sendiri buat ngurangi pemakaian kantong plastik yang ujung-ujungnya juga jadi sampah. Selain itu gue juga ngumpulin foto-foto sama mantan, siapa tau bisa dipakai pas nikahan. *skip Nah kemarin ceritanya gue dapat paket yang pengirimannya dipacking pakai kayu, biar safety dan barang di dalamny