Kesalahan Menutupi Kebaikan

Kemarin siang sebelum puasa, Joko dan Siti masih bersama. Keduanya menghabiskan waktu berdua di bawah pohon beringin sambil ngemil kwaci. Mereka saling tertawa dan bercanda. Sampai pada satu saat dimana Siti merasa ada yang mengganjal di lubang hidungnya.

Dengan refleks Siti memasukkan jempol tangan kanannya ke lubang hidungnya. Iya, Siti ngupil di depan Joko, kekasihnya. Joko yang menatap Siti merasa risih dengan apa yang dilakukan Siti tepat di depan bola matanya.

"Siti, kamu itu ga' sopan banget ya." Joko membentak Siti.

"Hah? Kenapa sayang?" Siti terkaget-kaget dengan perubahan sikap kekasihnya.

"Kamu ngupil di depan pacar sendiri, ga' sopan banget. Aku ga' mau lagi sama kamu. Kita putus!"

"Tapi, tapi yang . . ." Belum sempat Siti menyelesaikan kalimatnya, Joko udah meninggalkannya. Siti terisak sendiri, di bawah pohon beringin, dengan sisa kwaci yang yang belum habis.

Tapi kini, Joko merasa bersalah karena telah memutuskan Siti. Joko sadar kalau Siti sebenarnya pacar yang baik, yang selalu ngebuatin kolak kelapa untuk berbuka, selalu mengingatkan buat solat, dan selalu menemani Joko berjualan di pasar ikan.

Sekarang Joko hanya bisa mengingat kenangan indahnya dengan Siti. Dia menghabiskan waktu menunggu datangnya berbuka puasa sendirian di bawah pohon beringin, sambil ngemil kwaci. Ga' ada lagi kolak kelapa buatan Siti untuknya.

*****

Ga' ada manusia yang sempurna, manusia yang baikpun pasti pernah melakukan kesalahan. Tapi jika hanya dilihat dari kesalahan yang diperbuat, kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan seolah hilang.

Sayangnya, Joko hanya melihat kesalahan yang dilakukan Siti, yang pada akhirnya menutupi kebaikan-kebaikan Siti. Tindakan Siti yang udah ngupil di depan Joko, dianggap Joko sebagai kesalahan besar, dan kesalahan itu telah menutupi kebaian-kebaikan yang telah dilakukan Siti. Setelah sadar, akhirnya Joko menyesal. Karena sebenarnya kesalahan Siti ga' seberapa jika dibandingkan dengan kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan Siti kepada Joko.

Seperti itulah berhubungan dengan orang lain, ga' harus dengan pacar. Jika kita telah menjalin hubungan baik dengan seseorang, dan orang tersebut pada suatu waktu entah sengaja atau engga' melakukan kesalahan, jangan terburu-buru memutuskan hubungan dengan orang tersebut. Karena ujung-ujungnya pasti akan menyesal. Hubungan baik yang telah terjalin dalam rentang waktu lama bisa rusak sesaat karena kita hanya memandang kesalahan orang lain.

Dulu gue pernah punya teman dekat, saking dekatnya udah kayak upil sama ipil, eh upin sama ipin maksudnya. Sayang, teman gue pernah ngelakuin kesalahan. Dan lebih disayangkan lagi gue jadi gelap mata *iya, gue pakai softlens warna item. Gue marah sama teman gue, dan ga' berkomunikasi untuk rentang watu yang agak lama.

Di satu titik, gue sadar bahwa kesalahan teman gue ga' seberapa jika dibandingkan sama kebaikan-kebaikan yang udah dia lakuin ke gue. Gue pun mencoba menyambung lagi tali silaturahmi, tapi toh kayu yang udah patah tetap patah, bagaimanapun cara menyambungnya. Pertemanan gue sama teman gue emang masih berlanjut sampai sekarang, tapi ga' bisa sedekat dulu, tetap ada yang janggal. Dari situ gue belajar, untuk ga' melihat seseorang dari kesalahannya saja, tapi juga melihat dari kebaikan-kebaikannya. Agar ga' menyesal nantinya.

Semoga bisa mejadi pelajaran bagi kita semua, agar bisa menjaga hubungan dengan orang lain. Karena ga' ada manusia yang sempurna, ada kalanya manusia melakukan kesalahan. Tapi jika kita selalu melihat kesalahan orang lain, maka kebaikannya akan tertutupi, dan kita akan susah menjalin hubungan baik dengan orang lain.