Langsung ke konten utama

Iya, Gue Golput

Tinggal menunggu hitungan hari kita akan memiliki Presiden sekaligus Wakil Presiden yang baru. Dikarenakan Presiden kita saat ini udah menduduki masa jabatan sebagai Presiden RI selama dua kali masa jabatan, dan berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 7 yang telah diamandemen, Beliau udah ga' boleh mencalonkan diri lagi.

Sementara itu, Wakil Presiden kita saat ini sepertinya ga' punya daya untuk meneruskan kekuasaannya sebagai orang nomor dua, apalagi meningkatkan pengaruhnya sebagai orang nomor satu di negeri ini. Yap, Wakil Presiden kita yang sekarang seperti antara ada dan tiada. Gue aja yang tiap hari nonton spongebob berita di tivi bisa dibilang amat sangat jarang sekali melihat Wakil Presiden nongol di layar tivi. Atau mungkin Beliau pemalu? Entahlah, gue juga ga' tau. Yang jelas gue berdo'a semoga Beliau sehat-sehat aja.

Karena alasan-alasan itulah, baik Presiden maupun Wakil Presiden kita akan dijabat oleh orang-orang yang berbeda dari yang menjabat sekarang. Dan berdasarkan berita yang gue dengar, saat ini ada dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden. Dan setelah gue melakukan penelitian tingkat lanjut, ternyata emang berita itu benar adanya.

Pada pemilihan Presiden kali ini, jujur gue agak miris. Bukan karena harga batu bacan yang kian meroket, ataupun karena serial Bleach yang udah ga' boleh lagi tayang di tivi. Tapi karena pada pemilihan Presiden kali ini psywar antara kedua pasangan ini kerasa banget. Psywar yang terasa bukan datang dari kedua pasangan secara langsung, tapi dari para pendukungnya.

Hampir tiap kali gue buka sosmed, mulai dari fakebook sampai nge-Peth, selalu ada sentilan mengenai Beliau-Beliau yang mencalonkan diri. Entah itu salah satu, atau salah dua diantara Beliau-Beliau. Entah itu yang memuji, menjelekkan, menghina, menghujat, bahkan membandingkan.

Oke, mungkin kalau masalah memuji gue bisa terima, bahkan gue respect sama mereka yang memberikan pujian. Yang bikin gue sepet adalah para pendukung, yang secara terang-terangan memberi dukungan dengan menjatuhkan nama lawan, entah itu dengan mengungkap masa lalu yang katanya "kelam", dengan menjelek-jelekkan, bahkan dengan menghujat lawan dan menyebarkan berita yang gue ga' tahu keabsahannya.

Menurut gue, ini bukan lagi persaingan sehat. Setahu gue, cara yang benar untuk menjadi nomor satu adalah dengan cara menunjukkan kelebihan dan kebaikan diri sendiri, bukan dengan cara menjatuhkan dan menjelek-jelekkan nama lawan. Misalkan gue jualan duku bacan. Cara yang bener biar duku gue laku dengan gue promosiin kelebihan-kelebihan dari duku bacan gue, bukan dengan cara nyeritain kejelekkan-kejelekkan duku jenis lain. Kalau perlu gue kasih bukti ke pelanggan dengan cara ngasih sample ke pelanggan biar mereka percaya. Ga' mungkin gue beli duku lain dan ngasih ke pelanggan biar mereka tahu kalau duku yang lain ga' enak, dan mereka beli duku yang gue jual dengan "terpaksa" setelah tahu bahwa duku yang lain ga' enak, tanpa tahu gimana rasa duku yang gue jual.

Itu cuma perumpamaan, tapi kalau ada yang mau beli duku atau batu bacan, beli dari gue juga gapapa kok. *promosi terselubung

Trus gimana kalau ternyata calon pemimpin kita ada yang emang punya track record ga' bener?

Punya bukti cukup, punya saksi yang kuat? Kalau emang punya bukti yang cukup dan saksi yang kuat laporin aja ke pihak yang berwenang. Jangan cuma karena baca dari sumber yang ga' jelas terus disebarin secara semena-mena tanpa konfirmasi lebih lanjut. Kalau informasi ga' benar, nanti malah jadinya timbul fitnah. *nah loh, hati-hati ya.

Oke, gue bukan mau mengomentari tentang salah satu atau kedua pasang Calon Presiden dan Wakil Presiden. Karena jujur, gue "sedang ga' percaya" sama politik di negeri ini. Iya gue sekarang sedang ga' percaya, sama apa yang disebut politik.

Kenapa?

Mungkin karena terlalu banyaknya pemimpin-pemimpin dan wakil-wakil rakyat dengan embel-embel politiknya yang saat ini terbukti melakukan dosa terhadap rakyat. Saking banyaknya, maka satu persatu kepercayaan pada pemimpin negara dan wakil rakyat rontok, gugur, dan kini udah ga' ada. Mungkin karena longgarnya hukum, atau karena keadaan yang memihak. Entahlah, gue juga ga' tahu. Yang jelas, karena banyaknya oknum-oknum pemimpin dan wakil rakyat dengan embel-embel politiknya yang melakukan banyak dosa, gue jadi ga yakin lagi untuk memilih siapa nanti yang bakal jadi pemimpin atau wakil gue nanti.

Banyak kriteria pemimpin dan wakil rakyat yang baik, dan sebagian besar rakyat pasti tahu. Ga'perlu yang sempurna lah, karena memang ga' ada yang sempurna. Cukup mendekati saja. Tapi sepertinya gue belum menemukan sosok pemimpin yang seperti itu. Yang jelas, saat ini gue sedang ga' percaya sama pemimpin dan wakil rakyat yang ada saat ini. Mungkin karena gue udah biasa dibohongi sama janji manis partai maupun tokoh tertentu.

Iya, gue dulu pernah mengelu-elukan salah satu partai dengan beberapa tokohnya. Namun sayang, kepercayaan gue dibalas dengan banyaknya tokoh yang terlibat korupsi, dan partai yang ga' pernah kelihatan peduli sama rakyat. Rasa sakitnya melebihi rasa sakit dikhianati mantan. *yang ini bohong

Mungkin karena pengalaman itulah, gue sekarang memilih jadi Golongan Putih, golongan orang-orang cakep berkulit putih yang memilih ga memilih di pemilihan parpol ataupun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Ini buktinya kalau gue golput.


Sebenarnya gue tahu, dan gue juga sependapat sama Dodhit, bahwa golput bukan solusi. Tapi seengga'nya dengan banyaknya orang yang golput, orang yang mencalonkan diri sebagai pemimpin ataupun wakil rakyat akan berfikir dua kali dan berintrospeksi diri, dengan banyaknya orang yang golput. Karena golput merupakan bentuk demonstrasi atas ketidakpuasan terhadap pemimpin yang ada. Gue juga ga' mau munafik, karena memilih pemimpin itu sebenarnya mirip-mirip sama memilih imam. Harus memilih dengan hati, bukan dengan emosi. Nah kalau hatinya ga' mau memilih, ya ga' bisa dipaksa juga kan?

Semoga aja nantinya ada tokoh-tokoh pemimpin yang baik, yang bisa mengembalikan kepercayaan kami, para golongan putih akan politik. Dan untuk Presiden yang baru nanti, semoga merupakan Presiden yang baik, yang tepat dan bisa menangani Indonesia yang masih carut marut ini.

Yap, semoga Presiden yang baru nanti bisa menjadi kado terindah untuk Indonesia, yang bukan cuma kemasannya yang menarik, tapi yang lebih penting isinya bisa berguna dan bermanfaat.

Komentar

  1. Lu Golput gara-gara ga tau TPS dimana kan? SAMA.

    BalasHapus
  2. Etooo...golongan putih itu apa? apa berdasarkan warna kulit, gigi, atau warna pacar?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Do'a Anak Kecil Agar Ramadhan Setiap Hari

"Assalamu’alaikum. Mak, Udin habis dari rumah Pak Mamat." Lapor Udin pada Emaknya. Sebulan setelah bulan Ramadhan lewat. "Tapi Pak Mamat udah ga' mau ngasih makan lagi, ga' kaya' kemarin pas puasa. Pak Mamat selalu mau ngasih Udin makan." "Kata Pak Mamat sih buat bayar fidyahnya soalnya ga' kuat kalau puasa. Lucu ya Mak, Pak Mamat kok ga’ kuat puasa. Udin yang kelas 5 SD aja puasa penuh. Pak Mamat kan badannya gede, sehat.” “Eh, tapi ga' papa ding, kan kalau Pak Mamat puasa Udin malah ga' dapat makan. Hahaha....." Udin tertawa, meralat omongannya sendiri. Tapi Emaknya tidak ikut tertawa. "Jarang-jarang kan Udin bisa makan pakai telur, kemarin malah sempat ada potongan ayamnya." Kenang Udin, sambil mengusap air liur yang mengalir di sudut bibirnya. "Kenapa kalau pas bulan puasa orang-orang pada baik ya Mak?"

Ketika Gue Kehilangan Dompet

Bulan kemarin, gue mengalami kejadiaan naas. Bukan, gue bukan ketangkep satpol PP pas mangkal, karena gue ga pernah mangkal. Tapi kejadian naas gue kali ini karena bulan kemarin gue kehilangan dompet. Yap kalian ga salah baca, bulan kemarin gue kehilangan dompet. Dan karena kejadian kehilangan dompet ini gue jadi ga bisa posting selama sebulan. *ok, skip Kronologinya begini, pas hari Minggu gue iseng-iseng masuk atm buat sekedar ngadem sama ngecek saldo. Keluar dari atm dan udah ngestater motor, tiba-tiba muncul tukang parkir dari dalam botol . Gue yang udah niat ngegas terpaksa berhenti cuma buat ngambil duit receh di dompet buat bayar parkir. Setelah itu dompet masuk kantong lagi dengan asal-asalan, dan gue melanjutkan perjalanan buat pulang ke rumah. Gue memilih jalan yang agak sepi, yah siapa tahu ada kuntilanak iseng yang bisa digodain. Jalan yang gue pilih agak menantang, meliuk-liuk dan bergelombang. Singkat cerita gue udah sampai di depan indoapril, soalnya gue haus da

Recycle yang Unreuseable

Akhir-akhir ini gue ngerasa kalau gue harus bisa ikut andil dalam kegiatan menjaga lingkungan, salah satunya dengan melaksanakan prinsip reuse, reduce, recycle. Jadi barang-barang yang semula dianggap sampah bisa dimanfatkan lagi dengan cara digunakan lagi, atau didaur ulang menjadi sesuatu yang bermanfaat, dan kalau memang ga bisa ya dikurangi pemakaiannya. Dengan begitu akan mengurangi jumlah produksi sampah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan. Tindakan-tindakan kecil yang udah gue lakuin antara lain gue udah pake botol isi ulang, jadi gue udah ga beli-beli air mineral kemasan lagi biar ga nambah jumlah produksi sampah plastik. Tiap belanja ke indoapril gue juga udah mulai bawa tas sendiri buat ngurangi pemakaian kantong plastik yang ujung-ujungnya juga jadi sampah. Selain itu gue juga ngumpulin foto-foto sama mantan, siapa tau bisa dipakai pas nikahan. *skip Nah kemarin ceritanya gue dapat paket yang pengirimannya dipacking pakai kayu, biar safety dan barang di dalamny