Kapan terakhir kali kalian menginjakkan
kaki di Sekolah Dasar? Sebulan yang lalu, setahun yang lalu, atau bahkan
sepuluh tahun yang lalu?
Gue yakin kalau sebagian besar dari kalian
udah ga' pernah lagi berkunjung ke SD sejak kalian lulus dari SD, kecuali buat
kalian yang berprofesi sebagai guru SD atau kalian yang masih suka main
layangan di halaman SD.
Emang kenapa Nal nanyain kapan terakhir kali
ke SD?
Karena kemarin gue baru berkunjung ke SD.
*bukan kemarin juga sih, tapi udah 2 bulan yang lalu. Berhubung males nulis
sibuk, harap maklum ya.
Trus apa hebatnya? Palingan juga cuma
ngecengin mas-mas yang jualan batagor di depan SD.
Eits, jangan suudzon dulu. Gue ke SD bukan
buat ngecengin mas-mas yang jualan batagor kok, tapi buat ngecengin mas-mas
yang jualan mainan. #eh
Jadi ceritanya, bulan Oktober kemarin gue
disamperin sama 2 orang cewek item. Awalnya gue kira mau diajak kenalan
dan diprospek buat ikutan MLM. Tapi ternyata perkiraan gue meleset. Gue emang
diajak kenalan, tapi setelah itu gue ga’ diprospek buat ikutan MLM, gue malah
dihipnotis buat ikutan Kelas Inspirasi.
Apaan tuh Kelas Inspirasi?
Kelas Inspirasi adalah adalah gerakan para
profesional turun ke Sekolah Dasar (SD), berbagi cerita dan
pengalaman kerja juga motivasi meraih cita-cita. Tujuan dari Kelas Inspirasi
ini ada dua, yaitu menjadi wahana bagi sekolah dan siswa untuk belajar dari
para profesional, serta agar para profesional, khususnya kelas menengah secara lebih
luas, dapat belajar mengenai kenyataan dan fakta mengenai kondisi pendidikan
kita. Ya begitulah kira-kira.
Jadi 2 orang cewek yang bernama ternyata Enggar dan
Leny itu merupakan teman-teman Indonesia Mengajar di Halmahera Selatan yang
menghasut supaya gue ikutan Kelas Inspirasi. Berhubung gue orangnya cakep
selalu ingin tahu gimana rasanya jadi guru, gue pun nge-iya-in ajakan mereka.
Tanggal 26 Oktober, gue ikutan acara briefing
untuk persiapan sebelum gue dan beberapa relawan Kelas Inspirasi lainnya terjun
ke lapangan. Beberapa orang dari profesi yang berbeda-beda kumpul di sini.
Mulai dari guru, dosen, tentara, polisi, bahkan sampai pedagang baterai seperti
gue. Di acara ini kami, diajak berfikir, tentang bagaimana sebenarnya kondisi
pendidikan di Indonesia terutama di Sekolah Dasar, dan apa yang sebenarnya
mereka butuhkan
Dari sini gue jadi sadar, bahwa kekurangan
pendidikan di Indonesia bukan hanya tentang materi, tapi juga tentang kurangnya
tokoh panutan yang baik.
Mungkin kalian sendiri juga tahu, bagaimana
kondisi dan tingkah laku anak SD jaman sekarang. Liat aja dari gaya berpakaian,
lagu yang dinyayiin sampai tingkah laku anak SD jaman sekarang. Ga’ usah gue
jabarin, kalian juga tahu sendiri gimana perilaku anak SD jaman sekarang, pasti
berbeda sama jaman kita kecil dulu.
Kenapa bisa begitu?
Karena anak jaman sekarang kekurangan
panutan yang bisa dijadikan sebagai contoh baik. Anak-anak SD jaman sekarang
sudah kebanyakan dicekoki tontonan di tipi yang ga’ bermutu. Dan karena anak SD
merupakan penjiplak yang baik, apa yang mereka lihat akan mereka tiru.
Sebenernya gue bingung, kenapa acara di
tipi sekarang udah ga’ bagus. Dari mulai joget ayan, humor frontal, sampai sinetron
bau bawang. Hampir ga’ ada unsur edukasinya. Dan lebih bingungnya lagi, orang
tua juga pada ngijinin nonton acara begituan.
Oleh karena itu, teman-teman Indonesia
Mengajar memberi kesempatan pada kami yang terdiri dari masing-masing profesi,
agar bisa menjadi tokoh panutan yang memberi inspirasi bagi anak-anak SD.
Meskipun sebenernya gue sendiri ga’ yakin bisa menjadi inspirasi bagi mereka.
Tanggal 1 November, hari H pun tiba. Gue
dan beberapa relawan KI kebagian mengajar di SD Negeri Amasing. Dan gue kebagian
memberi inspirasi di kelas 3.
Ketika masuk gue jadi speechless,
bener-bener speechless dalam artian sebenarnya. Gue ga’ bisa ngomong apa-apa.
Gue bingung mau ngomong apa, semua materi yang udah gue siapin buyar dalam
seketika.
Dan setelah sesaat hening, gue
mengingat-ingat kembali bekal yang diberikan teman Indonesia Mengajar untuk
mengajar anak SD. Gue mencoba rileks dan mulai memperkenalkan diri.
Berhubung kerjaan gue sebagai penjual listrik,
maka gue mencoba memperkenalkan manfaat listrik yang dihasilkan baterai kepada
adek-adek SD. Gue ga’ mungkin menceritakan proses kelistrikan yang ruwet ke
mereka. Biar mereka tertarik, gue gambar tokoh superhero mirip petir yang
tugasnya membantu anak-anak menghidupkan peralatan listrik.
Jangan bayangin superhero listriknya mirip
Thor apa Flash ya, karena tokoh buatan gue lebih bagus dari komik buatan
Marvel.
Meskipun gue ga’ yakin mereka paham sama semua
yang gue omongin, tapi seenggaknya ada pesan-pesan yang gue sampein bisa masuk
ke mereka. Tentang manfaat listrik, efeknya jika ga’ ada listrik, dan bahaya
bermain-main sama listrik.
Selain itu, tujuan utama pun dapat gue
sampein. Gue memotivasi mereka supaya rajin belajar dan berdo’a, serta berusaha
bersungguh-sungguh dan menjauhi hal-hal yang ga’ baik agar nantinya mereka juga
dapat menjadi pencipta listrik, atau menjadi apapun sesuai cita-cita mereka.
Di akhir sesi, adek-adek SD diminta
menggambar dan menuliskan cita-cita mereka di selembar kertas kecil untuk kemudian dimasukkan ke botol impian. Gue
intip-intip apa yang mereka gambar. Kebanyakan pengen jadi tentara, polisi,
guru, dan dokter. Ga’ ada satupun yang pengen punya profesi seperti gue, gue
merasa gagal. Tapi ga’ apalah, seengga’nya mereka punya cita-cita yang bagus,
yang dapat memotivasi mereka untuk rajin belajar, berdo’a dan berusaha
sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita mereka.
Setelah ikut Kelas Inspirasi Halmahera
Selatan, gue jadi sadar akan beberapa hal. Gue jadi sadar bahwa mengajar itu ga’
mudah. Gue jadi merasa bersalah sering ga’ memperhatikan guru ataupun dosen
yang ngajar. Gue juga jadi sadar bahwa yang dibutuhkan sama anak-anak sekolah
ga’ hanya pendidikan formal, tapi yang lebih penting juga pendidikan mental dan
moral. Bagaimana agar mereka menjadi pribadi yang baik dan dapat menghindari
hal-hal yang ga’ seharusnya dilakukan.
Selain itu, Kelas Inspirasi ini juga
memaksa gue untuk bisa lebih peka dengan lingkungan, terutama dengan adek-adek
yang masih kecil. Gue dituntut untuk bisa menjaga sikap, seengga’nya pas di
depan mereka agar bisa menjadi salah satu contoh baik bagi mereka. *gue ga’ perfect guys, jadi ga’ mungkin terus-terusan
bersiap baik J
Kalau kalian penasaran sama Kelas Inspirasi, atau
bahkan pengen ikutan, pantengin aja kelasinpirasi.org. Siapa tahu kalian bisa
nemu sesuatu yang baru di sini.
Oh, iya. Kemarin tanggal 1 Januari 2015 Pengajar Muda
7 udah selesai mengabdi di Halmahera Selatan. Dan sebagai penggantinya udah
datang Pengajar Muda 8. So, gue mau ngucapin selamat jalan Pengajar Muda 7,
semoga selalu bermanfaat dimanapun kalian berada. Untuk Pengajar Muda 8,
selamat datang dan selamat mengabdi, semoga kalian bisa menjadi inspirasi di
Bumi Saruma.
NB : Fotonya nyusul ya, sinyal lagi ngegemesin.
IIiii, jadi ikut gemes sama sinyalnya. -_-
BalasHapusPerjalanan yang menyenangkan, seru juga jadi Ispirasi gitu. Gue juga, dong di undang jadi pematerisasi sukses. :D
Guru itu bukan sekedar ngajar, ngawasin ulangan, terus ngasih nilai. Mental dan moral murid di dalam maupun di luar sekolah juga tanggung jawab mereka, itu sebabnya guru tidak hanya mengajar, tapi juga mendidik.
BalasHapusSetidaknya itu yang terus dikatakan ayahku, sebagai seorang guru :)
Emang lo kerja dimana, bro ?
BalasHapusWaktu SD sih emang rata-rata pengen jadi tentara, polisi atau dokter :D
Iya benar, tayangan televisi makin lama makin gak mendidik. Gue juga heran kartun-kartun dilarang tapi sinetron sama acara musik yang sama sekali gak mendidik makin banyak tanyang -_-
Mulia sekali, bro. Pasti senang sekali, ya, bisa berbagi di kelas inspirasi itu.
BalasHapusLanjutkan kawan!!
Orang tua gue guru, dan gue tau gimana susahnya jadi guru. Harus jadi panutan, materi yang disampaikan mudah dipahami, gue ngerasa pengajar yang bermasalah dan masuk berita ditv itu tidak layak disebut pengajar apaagi pendidik.
BalasHapusIndonesia mengajar gue dengar waktu nonton lentera indonesia di Net TV. Gue ngliat di acara lentera indonesia itu, masih banyak banget kekurangan pendidikan didaerah terpencil di negeri ini. Gak jauh bda sama instansi kesehatan yang susah ditemui didesa atau kampung yang jauh dari jangkauan.
Semoga menjadi guru yang baik teman.
Cie keren bro, ngasih inspirasi gitu, namanya juga keren, kelas inspirasi.
BalasHapusKeren nih, jadi inspirasi anak-anak sd :D
BalasHapusBtw, besok aku juga mau ke sd, mau ngisi pelajaran pendidikan karakter, kayaknya diselingi gambar cita-citanya boleh juga nih :D